Kunjungan ke petani sawit di
Taluk Kuantan Riau membuktikan dugaan
tersebut diatas, selama ini disinyalir banyak beredar pupuk dibawah
standar mutu. Akibatnya,
kerugian pekebun (kelapa sawit) ditunjukkan oleh kurusnya bagian atas
pohon,
menunjukkan kurangnya dosis maupun jenis hara dalam masa pertumbuhan 2
tahun terakhir. Difahami, kondisi demikian bersamaan dengan saat harga
pupuk naik dibanding tahun-tahun sebelumnya, dan petani terpaksa
menggunakan pupuk
dibawah mutu tersebut. Padahal pupuk memegang peranan penting
bagi suksesnya target produksi maupun pencapaian mutu hasil tanaman yang
diusahakan. Bagi petani, pekebun dan perkebunan, pupuk adalah bahan
pokok, jika mengingat biaya pemupukan dan belanja pupuk
bisa mencapai 30 % dari total biaya operasional suatu kegiatan usaha
tani. Apalagi bagi perkebunan sawit, biaya pupuk dan pemupukan mencapai
60 % dari total biaya operasional kebun. Kesalahan ketika pengadaan
pupuk, khususnya ketidaksesuaian jenis dan jumlah kandungan
masing-masing unsur hara antara rencana dan kenyataan, bisa berakibat
kerugian material, khususnya penyimpangan target produksi dan mutu dari
rencana. Padahal, tanaman yang telah dipupuk dengan jenis atau jumlah
kandungan hara salah atau lebih rendah dari seharusnya, telah
dibudidayakan lama dengan biaya pemeliharaan yang mahal.
Keadaan kebun rusak masih bisa ditolong dengan pemberian pupuk organik dibenamkan di pasar mati, terutama material yang mampu menyimpan air seperti halnya kompos, ditambah pemberian dosis dan jenis hara lengkap yakni unsur NPK, MgO (Kieserite), S Calcium, dan B, Borat serta unsur mikro lainnya ( Mo, Si, Fe, Zn, Cl). Ketika petani harus memenuhi aneka pupuk tersebut menggunakan pupuk tunggal, seringkali di pasaran tidak tersedia secara serentak atau biaya mobilisasi pengangkutan ke kebun, yang umumnya jauh dari jalan besar, sangat mahal. Pilihan jenis pupuk majemuk , kemudian, dianggap sebagai jalan keluar atau solusi atas keadaan demikian. Dengan memilih pupuk kandungan majemuk ( terlebih yang memiliki kandungan unsur hara secara lengkap bagi kelapa sawit), telah mengurangi resiko dari kesulitan pengadaan serentak berbagai tunggal selama ini, selain, dosis yang lebih kecil akan mengurangi biaya angkut ke lokasi kebun. .
Keadaan kebun rusak masih bisa ditolong dengan pemberian pupuk organik dibenamkan di pasar mati, terutama material yang mampu menyimpan air seperti halnya kompos, ditambah pemberian dosis dan jenis hara lengkap yakni unsur NPK, MgO (Kieserite), S Calcium, dan B, Borat serta unsur mikro lainnya ( Mo, Si, Fe, Zn, Cl). Ketika petani harus memenuhi aneka pupuk tersebut menggunakan pupuk tunggal, seringkali di pasaran tidak tersedia secara serentak atau biaya mobilisasi pengangkutan ke kebun, yang umumnya jauh dari jalan besar, sangat mahal. Pilihan jenis pupuk majemuk , kemudian, dianggap sebagai jalan keluar atau solusi atas keadaan demikian. Dengan memilih pupuk kandungan majemuk ( terlebih yang memiliki kandungan unsur hara secara lengkap bagi kelapa sawit), telah mengurangi resiko dari kesulitan pengadaan serentak berbagai tunggal selama ini, selain, dosis yang lebih kecil akan mengurangi biaya angkut ke lokasi kebun. .
Pupuk tablet dengan
kandungan NPK, Mg/ Kieserite, Bo (Borat) dan unsur mikro
lainnya adalah salah satu pupuk yang dikatagorikan majemuk. Dengan
disajikan bentuk tablet, diaplikasikan secara aman dari pencucian oleh aliran air permukaan maupun penguapan, dengan dibenamkan oleh tugal atau bor biopori, pada perbandingan dosis
dibanding campuran aneka pupuk tunggal hanya setara 35 %. Sebagai misal,
pada kelapa sawit TM 8 ( usia 10 hingga 11 tahun) cukup 3 kg/
pohon/tahun, jauh lebih rendah dibanding campuran pupuk urea, SP, KCL,
kieserite, Borat untuk kandungan nutrisi yang setara. Namun, secara
khusus, bagi perbaikan kebun tanaman sawit, yang telah 2
tahun salah atau tidak dipupuk, sebagaimana terjadi pada kebun sawit
petani di Taluk Kuantan ini, adalah dengan pemberian dosis pupuk tablet pada 150 % diatas dosis normal. Dan guna perbaikan aspek
vegetatif dan vigor tanaman, disarankan
penggunaan pupuk tablet dengan komposisi formula Nitrogen
dan MgO tinggi agar terjadi proses penimbunan bagi perbaikan batang dan
daun.
Menghindari resiko kerugian atas pengadaan pupuk, salah
satunya, bisa ditempuh dengan transaksi pupuk atas dasar komposisi
jenis dan kandungan (formula). Pupuk diperjanjikan pada formula
tertentu, dan ketika jumlah unsur hara yang diperjanjikan tidak
terpenuhi, atau lebih rendah secara nyata, petani pekebun dapat meminta
selisih harga atas lebih rendahnya hara terkandung. Sebagai misal, jika
dalam perjanjian ditransaksikan kandungan NPK= 14-8-21, atau NPK total =
43, namun dalam pengiriman terdapat selisih masing-masing 3 point, x 3
unsur = 9, poin, pengurangan harga atas selisih adalah 9/43 x harga. Tentu
saja guna mendukung upaya ini, petani pekebun atau perusahaan harus
memiliki alat uji sendiri ( misalnya NPK Digital Tester) atau
menggunakan pihak ketiga, yakni laboratorium independen. Dengan cara
ini, petani pekebun akan terhindar dari aplikasi pupuk dibawah mutu,
guna menyelamatkan nilai tanaman yang telah dirawat sangat lama dan
mahal. Kerugian petani atas beredarnya pupuk dibawah mutu pun dapat
dihindari, dan persoalan pupuk pun tidak perlu menjadi isyu ramai
seperti halnya pupuk palsu.