12.06.2006

Produksi Beras Sehat Bebas Pestisida Kimia

Dengan pengadaan bibit benih IR 64 dan memakai pupuk Gramafix Padi -yang dikombinasikan dengan kompos Green Phoskko, dalam 3 kali MT sejauh ini ada beberapa penghematan. 
Dengan pengadaan bibit benih IR 64 dan memakai pupuk Gramafix Padi -yang dikombinasikan dengan kompos Green Phoskko, dalam 3 kali MT sejauh ini ada beberapa penghematan. Dosis pupuk Gramafix Padi berbentuk tablet ini dan dengan berat sekitar 3 gram/ tablet hanya membutuhkan 120 kg /ha saja. Di tengah antara 4 rumpun padi, dengan jarak tanam 25 x 25 cm, kami aplikasikan 3 tablet saja. Sebelum dilakukan pembajakan, kami aplikasikan sekitar 200 kg kompos dari rekomendasi 5 ton / ha - buat 100 bata ( sekitar 0,15 Ha). Sehingga total biaya pupuk, biaya pembibitan, tandur (tanam) dan lainnhya kami hanya keluarkan Rp 838.000,- saja buat petak kami yang cuma 100 bata tadi. Disamping kepentingan mencari untung, dalam penanaman ini kami juga penasaran untuk lakukan pengamatan khusus dengan cara buat ubinan 3 x 2,5 m= 7,5 m2 untuk sebanyak sekitar 120 rumpun di dalamnya.

Pada saat penanaman 0- 21 HSt masa anakan aktif dan primordia tidak ada hal yang menarik untuk dicatat karena sejujurnya tampilan tanaman dilihat secara kasat mata mah ah.... sama saja dengan petakan sawah rekan lain yang menggunakan urea. Bahkan agak khawatir juga sih.....cenderung agak kecil pendek, anakan sama dan kurang hijau daun padi kami ini. Namun di hari berikutnya setelah lewat masa primordia terjadi perbaikan daun - yang terlihat lebih mengkilat juga batangnya kokoh tidak mudah rebah dibanding petak sawah tetangga kami. Sehingga ketika ada angin yang membuat tanaman padi tetangga kami pada rebah, di petak sawah kelompok tani Geger Beas- yang gunakan pupuk tablet Gramafix ini - kami lihat umumnya tetap tegak. Berikutnya, jumlah malai dan panjang malai hampir sama juga, yakni 18 malai produktif/ rumpun sama halnya dengan malai petak sawah di tetangga kami, 20/ rumpun.
Singkat cerita, kami melihat padi menguning dan dengan meraba serta merasa dengan cara memijit padi dan ternyata sudah matang siap panen lebih cepat 7 hari dibanding sawah tetangga. Kami pun mengukur dengan menimbang gabah pungut- yang sama saja seperti biasanya hasilnya. Namun yang kami senang adalah jumlah GKG nya ternyata bisa naik dari biasanya. Jumlah gabah isi petak kami bisa 72 butir sementara butir isi dari hasil sawah tetangga kami hanya 59 butir saja. Saat itu sekitar 935 kg dari sawah kami - yang biasanya hanya 6-7 kuintal (600-700 kg) saja. Ternyata ada yang berbeda, gabah kering kami ternyata lebih "beuneur" ( bernas, red) dan besar. Kami sempat timbang, bobot 1000 butir gabah dari petakan sawah kami mencapai 29,79 gram sementara hasil sawah tetanga kami hanya 27,5 gram/1000 butir.

Disamping itu, ternyata hasil beras kami bisa hasilkan 654,5 kg atau jika diukur dari 935 kg GKG berarti memiliki rendemen sekita 70% dong. .....Nah dengan beras sebanyak itu, mitra CVSK membeli berasnya kembali dengan lebih mahal Rp 300,-/kg dibanding harga pasar atau saat itu harga beras broken 5 % saat bulan April 2006 lalu seharga 4.300/kg namun harga jual kami ke CV Agriprima ini bisa Rp 4.600/kg. Kami pun terima hasil penjualan sekitar Rp. 3.010.700,- . Senang sekali rasanya karena dengan kerjasama ini, kami bisa hemat biaya banyak sekali. Penggunaan pupuk Gramafix Padi dan Kompos Green Phoskko ternyata tanaman kuat dan kami ngak menggunakan pestisida serta herbisida sekalipun. Dengan pupuk bentuk tablet, dibenamkan kedalam tanah sekitar 15 cm dari permukaan maka tidak banyak tumbuh gulma dan rumput. Demikian juga dengankeseimbangan unsur hara pupuk membuat tanaman padi memiliki intensitas OPT lebih rendah....atau lebih kuat menerima serangan OPT ( Organisme Pengganggu Tanaman).

Kunjungan kawan2 dari daerah lain jadi kesibukan tersendiri dengan cerita dari mulut ke mulut atas usaha kerjasama kemitraan ini. Perusahaan mitra kelompok tani pun memang mengembangkan kerjasama ini di Cikalong dan Ciranjang Cianjur, Banjarsari Ciamis, Limbangan Garut dan Wanaraja Garut serta banyak lagi umumnya di Jawa Barat Selatan. Tidak semua daerah bisa kerjasama dengan tujuan produksi beras BerSeka ini karena perusahaan telah menetapkan hanya hamparan sawah bersumber air mineral pegunungan yang dipilih. Kami juga baru tahu jika sumber air Non Irigasi ( sumber air pegunungan ), beras lebih jernih dan bersih dibanding dengan beras di Pantura yang agak "butek" ( kusam, red). Disamping pilihan hamparan sawah, dalam kerjasama ini pun para petani harus berani untuk tidak menggunakan pestisida dan herbisida sebagaimana kami lakukan ini..............Memang awalnya kami miris,................namun setelah pengalaman 3 Musim Tanam (MT) kami makin yakin saja kalau kerjasama ini memang saling menguntungkan.
Ternyata cerita kami tidak berbeda jauh dengan hasil di kelp Tani Galih Mekar, Mekargalih, Ciranjang Cianjur. Teman-teman kami menggunakan Gramafix Padi dengan beberapa jumlah dosis berbeda. Ada pakai 1 tablet/ rumpun namun juga ada 3 tablet/ 4 rumpun dan hasilnya justru aneh..................Pada dosis 1 tablet/ rumpun hasilnya malah hanya 4, 01 ton sementara dosis 3 tablet/ 4 rumpun 5,6 ton GKP. Jadi jika terlalu banyak juga bukan malahan menaikan hasil GKG. Keyakinan kami untuk tetap menggunakan Gramafix Padi bukan hanya karena pupuk ini telah mendapat No Pendaftaran Deptan RI serta hasil Uji Efektivitas Balit Padi Sukamandi, melainkan ingin ikut serta mengatasi masalah petani akan kesulitan urea saat dibutuhkan. Dengan Gramafix Padi- yang konon kata pabriknya sudah mengandung Urea ( karena memang ada hasil ujinya memiliki 20 % Nitrogen), kelompok Tani kami, Geger Beas, mendapat jaminan sarana produksi serta harga jual sekaligus. Kerjasama kemitraan memang harus sambil bernyanyi disana untung, disini untung semua pihak haruslah untung.+++++++)